Selasa, 21 Maret 2017

Praktikum Fisiologi Hewan Makanan dan Alat-alat Pencernaan




LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN


Disusun Oleh : Kelompok 2
Nama/Nim : Kholilah Sari (342014007)

1.     Kholilah Sari              (342014007)
2.     Nadiya Rizky M         (342014008)
3.     Arif Wijaya                (342014036)
4.     Yesi Purnama Sari     (342014009)
5.     Windri Yanti              (342014010)
6.     Suri Hardiyanti          (342014037)

Semester/Kelas : 4/A
 Program Studi : Pendidikan Biologi
Dosen Pengampu :  1. Dra.  Hj.  Aseptianova, M.Pd.
2. Tutik Fitri Wijayanti, M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2016
 




I.          Judul Praktikum  : Makanan dan Alat-Alat Pencernaan
II.         Tujuan                   :Mengamati cara kerja getah pencernaan terhadap makanan dan alat-alat pencernaan.
III.      Landasarn Teori   :

A.    Pencernaan Makanan
            Makanan dalam tubuh masuk dalam bentuk makromolekul sehingga dibutuhkan proses pencernaan sehingga makromolekul tadi akan terpecah menjadi mikromolekul dan dapat diserap oleh tubuh. Proses pencernaan dimulai dari mulut. Dalam mulut makanan dicerna secara mekanis oleh gigi dan secara kimia oleh air liur yang mengandung enzim ptyalin. Fungsi dari enzim ini adalah mencerna/memecah amilum/pati menjadi glukosa. Selanjutnya makanan masuk ke lambung setelah terlebih dahulu melalai kerongkongan dan diprosess secara peristaltic atau meremas. Dalam lambung makanan akan diasamkan oleh HCl untuk membunuh kuman. Dalam lambung makanan dicerna secara peristaltic atau diremas-remas. Setelah kurang lebih 4-5 jam, makanan akan disalurkan ke usus halus. Dalam usus halus makanan akan dicerna kembali secara kimiawi oleh enzim pepsin yang berfungsi mencerna protein, enzim lipase yang berfungsi mencerna lemak serta amilase yang akan menyempurnakan pencernaan karbohidra yang sebelumnya telah dicerna secara kimiawi di mulut. Setelah mengalami proses pencernaan makanan maka hasil nutrisinya akan diserap dan dipergunakan untuk pembentukan energy atau mengganti sel-sel tubuh yang rusak.
1.      Karbohidrat
            Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
            Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.
            Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).

2.      Enzim Ptialain
            Ptialin merupakan protein yang berada di dalam air liur. Ptialin dapat membantu proses pencernaan makanan dengan memecah pati menjadi potongan-potongan gula yang larut air. Enzim ptialin merupakan nama lain dari amilase yang hanya ditemukan dalam air liur manusia. Zat ini dikenal lebih akrab sebagai amilase saliva. Makanan yang dikonsumsi manusia, seperti nasi, kentang, dan roti, banyak mengandung pati atau karbohidrat. Pati merupakan polisakarida. Enzim ptialin mengubah pati menjadi gula. Dalam hal ini, glukosa. Glokosa merupakan rantai cabang dari pati atau karbohidrat. Artinya, pati mampu memecah polisakarida menjadi zat yang lebih sederhana. Pencernaan makanan diawali dengan membagi-bagi makanan berukuran besar menjadi ukuran-ukuran yang jauh lebih kecil sehingga lebih mudah dicerna. Langkah ini dapat dicapai secara fisik dengan proses mengunyah. Walaupun demikian, proses pencernaan makanan sebagian besar dilakukan secara kimiawi oleh enzim. Kegiatan mengunyah yang dilakukan manusia merangsang tiga buah kelenjar ludah untuk memproduksi air liur lebih banyak. Fungsi tiga kelenjar tersebut adalah untuk membuat enzim yang dikeluarkan bersama saliva. Kelenjar-kelenjar tersebut memiliki saluran yang menghubungkan produk saliva ke dalam rongga mulut.
            Air liur berisi enzim ptialin yang mampu mendegradasi ikatan pati menjadi sebuah rantai linier. Ikatan pati dipecah menjadi dua buah ikatan gula (disakarida). Hasil akhir proses enzim ptialin adalah dua buah molekul glukosa yang dikenal dengan maltosa. Proses pemecahan maltosa menjadi satu molekul glukosa selanjutnya dilakukan di dalam usus (intestinum).Enzim ptialin tidak memiliki banyak waktu untuk mencerna pati di dalam rongga mulut. Secara singkat, makanan yang masuk dihaluskan oleh gigi, bercampur dengan saliva membentuk bolus (gumpalan makanan) yang siap untuk masuk ke dalam kerongkongan. Enzim ptialin terus melakukan proses pemecahan pati meskipun makanan telah masuk ke kerongkongan. Bahkan, hingga di lambung.
Kondisi lambung yang sangat asam tidak mendukung optimalisasi kerja enzim ptialin. Enzim ini lebih menyukai kondisi lingkungan dengan pH tinggi (pH > 7) atau kondisi basa. Di dalam lambung, zat pati dan glukosa memberikan sedikit perlindungan bagi enzim ptialin untuk melanjutkan tugasnya memecah pati atau karbohidrat meskipun dalam waktu yang relatif singkat. Secara umum, enzim ptialin di dalam lambung hanya mendegradasi sebagian kecil pati dalam makanan. Sisa zat pati yang belum terdegradasi dilanjutkan oleh enzim amilase yang dihasilkan organ pankreas.
            Jumlah ptialin tidaklah sama pada orang-orang dengan latar belakang etnis yang berbeda. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian genetis melalui pola makan. Perbedaan jumlah enzim ptialin muncul, diduga akibat jumlah pati yang dikonsumsi setiap manusia tidaklah seragam. Misalnya, makanan tradisional yang dikonsumsi orang Jepang mengandung lebih banyak pati daripada binatang buruan yang diperoleh para pemburu di hutan Eropa. Oleh karena itu, orang Jepang biasanya memiliki jumlah enzim ptialin lebih tinggi daripada enzim ptialin yang dimiliki orang Eropa secara umum. Seseorang yang melakukan diet dan mengurangi jumlah karbohidrat yang masuk ke sistem pencernaan, akan memiliki jumlah ptialin lebih sedikit dibanding seseorang yang mengkonsumsi makanan secara normal.

3.      Protein
            Istilah protein dikemukakan oleh seorang ahli kimia dari Belanda, yaitu G..J. Mulder pada tahun 1939, Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
            Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
            Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan juga oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
            Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.

4.      Uji Biuret
            Polipeptida mempuyai perbedaan dengan protein. Polipeptida mempunyai residu asam amino ≤ 100 dan dan bobot mulekul ≤ 6.000. Sedangkan, pada protein residu asam amnionya ≥ 100 dan bobot mulekulnya ≥ 6.000. Pada praktikum ini, zat uji Glisin menunjukkan hasil negatif dengan indikasi terbentuknya warna biru adalah karena tidak adanya ikatan peptida. Glisin adalah salah satu asam amino esenial dengan rumus bangun NH2—CH2CO2H. Sedangkan pada Albumin, Gelatin dan Kasein rumus bangunya lebih kompleks dan mengikat dua atau lebih asam amino esensial , sehingga terbentuk ikatan peptida. Jadi, ikatan peptida hanya terbentuk apabila ada dua atau lebih asam amino esensial yang bereaksi. Pada uji biuret, semua protein yang diujikan memberikan hasil positif. Biuret bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam protein. Fenol tidak bereaksi dengan biuret karena tidak mempunyai gugus -CO dan -NH pada molekulnya.
Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini terjadi pada albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan AgNO3 dan Pb-asetat. Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk endapan logam proteinat. Protein juga mengendap bila terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi dalam larutan protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam anorganik mengendapkan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang direaksikan dengan pereaksi millon memberikan warna merah muda, dan filtrat yang direaksikan dengan biuret berwarna biru muda. Hal ini berarti ada sebagian protein yang mengendap setelah ditambahkan garam.
Pada Uji Biuret, Ion Cu2+ (yang dihasilkan dari CU2SO4) dari pereaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet.
Protein mengandung asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat (HNO3) pekat akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga. Rekasi ini didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada molekul protein menjadi senyawa intro yang berwarna kuning.
Dalam Uji Biuret biasanya dipakai bahan-bahan seperti Albumin, Glisin, Kasein dan Gelatin. Jika ditetesi Cu2+ yang gak berubah jadi UNGU adalah GLISIN (dia akan berwarna BIRU). Polipeptida mempuyai perbedaan dengan protein.
Polipeptida mempunyai residu asa dan mengikat dua atau lebih asam amino esensial , sehingga terbentuk ikatan peptida. m amino ≤ 100 dan dan bobot mulekul ≤ 6.000. Sedangkan, pada protein residu asam amnionya ≥ 100 dan bobot mulekulnya ≥ 6.000. Glisin adalah salah satu asam amino esenial dengan rumus bangun H. Sedangkan pada Albumin, Gelatin dan Kasein rumus bangunya lebih kompleks.
Biuret Test merupakan tes untuk mengadakan pengujian terhadap kandungan Protein. Kehadiran ikatan-ikatan peptida dideteksi dengan melakukan uji kimia bernama biuret test. . Suatu perubahan warna sampel pengujian akan memberikan suatu hasil positif atau negatif. Ketika sampel berubah menjadi ungu itu berarti bahwa sampel mengandung protein. Ikatan-ikatan peptida terjadi dengan frekuensi yang kurang lebih sama untuk sebagian besar protein per gram bahan. Jadi untuk menentukan konsentrasi reaksi biuret protein dapat digunakan. Jika konsentrasi adalah lebih, sampel akan berubah menjadi ungu yang lebih mendalam.
Banyak protein mengandung sulfur. Mereka kompleks dengan molekul yang terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Asam amino adalah hasil dari blok ini protein dan mereka terhubung oleh ikatan peptida. Ada banyak kesamaan antara asam amino dan molekul biuret dan keduanya bereaksi dengan cara yang sama. Reagen Biuret biru muda solusi, yang berubah menjadi ungu jika dicampur dengan larutan yang mengandung protein. Sebuah kompleks warna ungu terbentuk ketika ion tembaga dari Reagent Biuret bereaksi dengan ikatan peptida pada rantai polipeptida.
Karena protein dibuat dari asam amino, kehadiran ikatan-ikatan peptida selama uji Biuret protein akan selalu memberikan hasil positif untuk semua jenis makanan berbasis protein.

5.      Lemak
            Lemak atau lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.
            Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam delapan kategori: asli lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena).
            Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh dari luar tubuh manusia.
Ada beberapa fungsi lipid di antaranya:
  • Menjadi cadangan energi . 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
  • Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
  • Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
  • Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
  • Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.



IV.      Alat dan Bahan      :
Tabel Alat dan bahan makanan dan alat-alat pencernaan.
Alat
Jumlah
Bahan
Jumlah
Tabung reaksi
8
Air liur
Secukupnya
Rak Tabung reaksi
1
Larutan benedict
Secukupnya
Pipet tetes
5
Larutan kanji
Secukupnya
Gelas piala
5
Telur
Secukupnya
Penjepit tabung reaksi
1
Mentega
Secukupnya
Bunsen
1
NaOH
1 %
Kertas TIK
2 Lembar
HCL
3,5 %
Corong
1
Lugol
Secukupnya


Roti Asin
Secukupnya

V.         Cara Kerja
Kegiatan I Karbohidrat :
1.      Beri label a dan b pada masing-masing tabung reaksi.
2.      Tuangkan larutan kanji kedalam 2 tabung reaksi masing-masing 1 ml.
3.      Pada tabung b tuangkan air liur ± 1 ml, kocok dan biarkan selama 5 menit.
4.      Masukkan 3 tetes larutan benedict kedalam tabung a dan b, kemudian panaskan. Amati apa yang terjadi.
Kegiatan II Protein :
1.      Beri label c dan d pada masing-masing tabung reaksi.
2.      Masukkan putih telur kedam 2 tabung reaksi seckupnya.
3.      Pada tabung di tuangkan air liur ± 1 ml, kocok dan biarkan selama 5 menit.
4.      Masukkan 3 tetes larutan biuret ke dalam tabung c dan d, kemudian panaskan. Amati apa yang terjadi.
Kegiatan III Lemak :
1.      Beri label e dan f pada masing-masing tabung reaksi.
2.      Masukkan mentega ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing secukupnya.
3.      Pada tabung f tuangkan air liur ± 1 ml, kocok dan biarkan selama 5 menit.
4.      Oleskan masing-masing isi tabung pada kertas tik yang telah disediakan. amati apa yang terjadi.
Kegiatan IV Saliva :
1.      Sediakan 2 tabung reaksi, beri label G dan H.
2.      Isi masing-masing tabung reaksi dengan 2 ml larutan kanji.
3.      Tambahkan 3 tetes HCL 3,5% ke dalam tabung g, dan basah KOH atau NaOH 1% ke dalam tabung h.
4.      Tambahkan 1 ml air liur kedalam tabung g dan h, kocok hingga merta dan biarkan selama 5 menit.
5.      Tambahkan larutan kanji dan larutan benedict ke dalam tabung g, panaskan dan amati perubahan warnanya.
6.      Tambahkan larutan kanji, larutan benedict ke dalam tabung h, panaskan dan amati perubahan warnanya.

VI.      Data Pengamatan
Tabel 6.1 Hasil pengamatan Karbohidrat
Tabung
Bahan dan Perlakuan
Warna
Hasil (+)
Hasil (-)
a.
Kanji+Larutan Benedict
Hijau muda
+

b.
Kanji+Air liur+Larutan Benedict
Kuning
+

Tabel 6.2 Hasil Pengamatan Protein
Tabung
Bahan dan Perlakuan
Warna
Hasil (+)
Hasil (-)
c.
Putih telur+Larutan Benedict
Ungu
+

d.
Putih telur+Air liur+Larutan Benedict
Ungu
+

Tabel 6.3 Hasil Pengamatan Lemak
Tabung
Bahan dan Perlakuan
Warna
Hasil (+)
Hasil (-)
e.
Mentega dioleskan pada kertas tik
Kuning+Transparan
+

f.
Mentega+Air liur di oleskan pada kertas tik.
Kuning+transparan
+


Tabel 6.4 Hasil pengamatan Katalase (Pembanding)
Tabung
Bahan dan Perlakuan
Warna
Hasil (+)
Hasil (-)
g.
Larutan Kanji+HCL
Bening
+

h.
Larutan Kanji+NaOH
Kuning
+


Tabel 6.5 Hasil Pengamatan Katalase
Tabung
Bahan dan Perlakuan
Warna
Hasil (+)
Hasil (-)
i.
Air Liur+Laruran Kanji+Larutan Benedict
Kuning
+
(Basah)

j.
Air liur+Larutan Kanji+Air liur+Larutan Benedict+NaOH
Bening
+
(Basah)


Tabel 6.6 Hasil pengamatan Benedict dan Lugol
Tabung
Bahan dan Perlakuan
Warna
Hasil (+)
Hasil (-)
k.
Larutan Benedict+Roti asin
Hijau Muda
+

l.
Lugol+Roti asin
Kuning
+


VII.   Pembahasan
Tabel 7.1 Gambar hasil pengamatan
No
Gambar
Keterangan
1.
Gambar pada tabung a yaitu Larutan kanji+Larutan Benedict setelah di panaskan. (Uji kandungan karbohidrat)
2.
Gambar pada tabung b yaitu Larutan kanji+Air liur+Larutan Benedict setelah di panaskan. (Uji kandungan karbohidrat)
3.
Gambar pada tabung c yaitu Putih telur+Larutan biuret setelah di panaskan. (Uji kandungan protein)
4.
Gambar pada tabung d yaitu Putih telur+Air liur+Larutan biuret setelah di panaskan. (Uji kandungan protein)
5.
Gambar kertas tik yang sudah diolesi mentega. (Uji kandungan lemak)
6.
Gambar kertas tik setelah diolesi mentega yang sudah di campurkan air liur. (Uji kandungan lemak)
7.
Gambar pada tabung g yaitu larutan kanji+HCL. (Pengamatan katalase, pembanding)
8
Gambar pada tabung h yaitu larutan kanji+NaOH. (Pengamatan katalase, pembanding)
9.
Gambar pada tabung g yaitu Air liur+larutan kanji+HCL. (Pengamatan katalase)
10.
Gambar pada tabung h yaitu Air liur+larutan kanji+NaOH. (Pengamatan katalase)
11.
Gambar pada tabung K yaitu Larutan Benedict+Roti asin
12.
Gambar pada L yaitu Lugol+Roti asin

                   Pada praktikum kali ini kita akan menyelidiki kandungan zat yang ada pada makanan serta kerja getah pencernaan terhadap makanan. Adapun perlakuan yang sudah kita uji cobakan adalah sebagai berikut:
1.      Untuk hasil pengamatan Karbohidrat bahan dan larutan yang di gunakan yaitu Larutan kanji yang di campurkan dengan larutan benedict akan berwarna hijau muda setelah di panaskan, serta Larutan kanji+air liur+larutan benedict akan berwarna kuning setelah di panaskan. sehingga perlakuan untuk pengamatan ini hasilnya positif  mengandung karbohidrat. (Lihat di tabel gambar no 1 dan 2)
2.      Untuk hasil pengamatan protein bahan dan perlakuan yang digunakan yaitu Putih telur+Larutan biuret yang sudah dipanaskan akan berwarna ungu, serta putih telur+Air liur+larutan biuret juga berwarna ungu. Maka dapat di simpulkan bahwa putih telur positif mengandung protein. (Lihat di tabel gambar nomor 3 dan 4)
3.      Pengamatan uji lemak menggunakan mentega yang di oleskan di atas kertas tik dan hasilnya kertas tersebut akan berwarna transparan. Dan di lakukan juga dengan menambahkan air liur pada mentega dan mengoleskannya pada kertas tik dan hasilnya juga transparan. Dengan begitu dapat di sampaikan bahwa mentega positif mengandung Lemak. (Lihat di tabel gambar nomor 5 dan 6)
4.      Uji pengamatan Katalase (Pembanding) digunakan bahan dan perlakuan Larutan kanji+HCL dan setelah di panaskan berwarna bening. selain itu, Larutan kanji yang di campur dengan NaOH setelah dipanaskan berwarna kuning. (Lihat di tabel gambar nomor 7 dan 8)
5.      Uji pengamatan Katalase digunakan Air liur+larutan kanji+larutan benedict akan berwarna kuning sedangkan jika air liur+larutan kanji+larutan benedict+NaOH akan berwarna bening. pH dari perlakuan ini adalah Basah. (Lihat di tabel gambar nomor 9 dan 10)




Pertanyaan:
1.      Dari hasil pengamatan, apakah fungsi air liur?
Jawab:
Fungsi air liur sebagai pemecah amilum menjadi glukosa karena di dalam air liur tersebut terdapat enzim petiali.
2.      Enzim apakah yang terdapat dalam air liur?
Jawab:
Enzim petialin
3.      Apakah enzim yang terdapat dalam air liur dapat bekerja terhadap protein dan lemak? Jelaskan!
Jawab:
Tidak, Enzim yang terdapat pada air liur adalah enzim ptialin, dimana enzim ptyalin hanya bekerja pada amilum. Pada uji benedict hanya akan menguji amilum yang telah terpecah menjadi glukosa. Sedangkan lugol menguji amilum.
4.      Apakah yang dapat kamu simpulkan dari jawaban pertanyaan no. 1-3
Jawab:
Enzim ptyalin bekerja spesifik pada amilum.
5.      Mengapa pada percobaan menyelidiki pH enzim, penambahan HCL atau NaOH lebih dahulu dari pada air liur?
Jawab:
Karena jika air liur di campur terlebih dahulu maka akan terjadi reaksi antara air liur dan bahan makanan, oleh karena itu pada pengerjaannya tidak boleh terbalik harus penempatan NaOH atau HCL terlebih dahulu sehingga tidak terjadi dalam kesalahan dalam penelitian (pengamatan). NaOH digambarkan sebagai kondisi basa, sedangkan HCl digambarkan sebagai kondisi asam.
6.      Pada pH berapakah enzim yang terdapat dalam air liur bekerja secara efektif?
Jawab:
Enzim yang terdapat dalam air liur bekerja secara efektik pada pH 7-8.
7.      Dari pertanyaan no. 5 dan 6 kesimpulan apakah yang dapat kamu peroleh?
Jawab:
Kesimpulannya yaitu, keteraturan kerja enzim akan bekerja secara optimum pada pH basa yaitu 7-8.
8.      Apakah suhu berpengaruh terhadap kerja enzim? (dalam air liur) bagaimana cara menyelidikinya?
Jawab:
Iya, suhu berpengaruh terhadap kerja enzim. Cara untuk menyelidikinya yaitu dengan memanaskan air liur. Maka pada saat mereaksikan air liur yang telah dipanaskan dengan bahan makanan dan reagent penguji, maka hasilnya akan lain karena bahan makanan tidak terpecah molekul kompleksnya. 
9.      Dari kegiatan yang telah kamu lakukan, apa kesimpulan tentang sifat-sifat enzim?
Jawab:
Kesimpulannya, enzim ptyalin merupakan pemecah amilum menjadi glukosa dan  enzim ini bekerja secara spesifik. Enzim dapat bekerja efektif dalam tubuh dengan  keadaan suhu yang sesuai yaitu 36-37◦C dan pH 7-8.

VIII.    Kesimpulan
            Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Enzim adaalah katalisator, yaitu senyawa yang akan membantu reaksi namun dirinya tidak ikut bereaksi.
2.      Dalam air liur terdapat enzim ptialain.
3.      Enzim akan bekerja secara optimum pada pH basa yaitu 7-8.
4.      Makanan yang mengandung Amilun akan berwarna biru saat direaksikan dengan lugol.
5.      Makanan yang mengandung Amilum akan terpecah amilumnya menjadi glukosa saat ditambahkan air liur.
6.      Makanan yang mengandung protein akan menghasilkan warna ungu saat direaksikan dengan biuret.
7.      Makanan yang mengandung lemak akan menghasilkan warna transparans saat dioleskan pada kertas tik.


Daftar Pustaka

Aldhini. 2009. Uji biuret, http://aldhini.blogspot.com/2009/11/uji-biuret.html. (Diakses tanggal 16 Mei 2016)

Anonim. 2008. Enzim ptialin pada manusia, http://4share/ptialin -pada-manusia/2008/09/08. (Diakses tanggal tanggal 16 Mei 2016)

Anonim. 2015. Karbohidrat, http://wikipedia/-karohidrat/ (Diakses tanggal 16 Mei 2016.)

Riko. 2010. Nilai uji gizi, http://rikokempoel.wordpress.com/2010/04/28/nilai-uji-gizi (Diakses tanggal 16 Mei 2016)