LAPORAN
PRAKTIKUM
FISIOLOGI
HEWAN
Disusun Oleh : Kelompok 2
Nama/Nim : Kholilah Sari (342014007)
1. Kholilah
Sari (342014007)
2. Nadiya
Rizky M (342014008)
3. Arif
Wijaya (342014036)
4. Yesi
Purnama Sari (342014009)
5. Windri
Yanti (342014010)
6. Suri
Hardiyanti (342014037)
Semester/Kelas : 4/A
Program Studi : Pendidikan Biologi
Dosen
Pengampu : 1. Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd.
2.
Tutik Fitri Wijayanti, M.Pd.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2016
I.
Judul
Praktikum : Makanan dan Alat-Alat
Pencernaan
II.
Tujuan :Mengamati
cara kerja getah pencernaan terhadap makanan dan alat-alat pencernaan.
III.
Landasarn
Teori
:
A. Pencernaan Makanan
Makanan
dalam tubuh masuk dalam bentuk makromolekul sehingga dibutuhkan proses
pencernaan sehingga makromolekul tadi akan terpecah menjadi mikromolekul dan
dapat diserap oleh tubuh. Proses pencernaan dimulai dari mulut. Dalam mulut
makanan dicerna secara mekanis oleh gigi dan secara kimia oleh air liur yang
mengandung enzim ptyalin. Fungsi dari enzim ini adalah mencerna/memecah
amilum/pati menjadi glukosa. Selanjutnya makanan masuk ke lambung setelah
terlebih dahulu melalai kerongkongan dan diprosess secara peristaltic atau
meremas. Dalam lambung makanan akan diasamkan oleh HCl untuk membunuh kuman.
Dalam lambung makanan dicerna secara peristaltic atau diremas-remas. Setelah
kurang lebih 4-5 jam, makanan akan disalurkan ke usus halus. Dalam usus halus
makanan akan dicerna kembali secara kimiawi oleh enzim pepsin yang berfungsi
mencerna protein, enzim lipase yang berfungsi mencerna lemak serta amilase yang
akan menyempurnakan pencernaan karbohidra yang sebelumnya telah dicerna secara
kimiawi di mulut. Setelah mengalami proses pencernaan makanan maka hasil
nutrisinya akan diserap dan dipergunakan untuk pembentukan energy atau
mengganti sel-sel tubuh yang rusak.
1.
Karbohidrat
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat
arang) atau sakarida
(dari bahasa
Yunani σάκχαρον,
sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa
organik yang paling melimpah di bumi.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati
pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan
hijau mengubah karbon
dioksida menjadi karbohidrat.
Secara
biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila
dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus
fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk
golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n,
yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n
molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki
rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.
Bentuk
molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu
molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai
menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain
monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua
monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
2.
Enzim Ptialain
Ptialin merupakan protein yang berada di dalam air liur.
Ptialin dapat membantu proses pencernaan makanan dengan memecah pati menjadi
potongan-potongan gula yang larut air. Enzim ptialin merupakan nama lain dari
amilase yang hanya ditemukan dalam air liur manusia. Zat ini dikenal lebih
akrab sebagai amilase saliva. Makanan yang dikonsumsi manusia, seperti nasi,
kentang, dan roti, banyak mengandung pati atau karbohidrat. Pati merupakan
polisakarida. Enzim ptialin mengubah pati menjadi gula. Dalam hal ini, glukosa.
Glokosa merupakan rantai cabang dari pati atau karbohidrat. Artinya, pati mampu
memecah polisakarida menjadi zat yang lebih sederhana. Pencernaan makanan
diawali dengan membagi-bagi makanan berukuran besar menjadi ukuran-ukuran yang
jauh lebih kecil sehingga lebih mudah dicerna. Langkah ini dapat dicapai secara
fisik dengan proses mengunyah. Walaupun demikian, proses pencernaan makanan
sebagian besar dilakukan secara kimiawi oleh enzim. Kegiatan mengunyah yang
dilakukan manusia merangsang tiga buah kelenjar ludah untuk memproduksi air
liur lebih banyak. Fungsi tiga kelenjar tersebut adalah untuk membuat enzim
yang dikeluarkan bersama saliva. Kelenjar-kelenjar tersebut memiliki saluran
yang menghubungkan produk saliva ke dalam rongga mulut.
Air
liur berisi enzim ptialin yang mampu mendegradasi ikatan pati menjadi sebuah
rantai linier. Ikatan pati dipecah menjadi dua buah ikatan gula (disakarida).
Hasil akhir proses enzim ptialin adalah dua buah molekul glukosa yang dikenal
dengan maltosa. Proses pemecahan maltosa menjadi satu molekul glukosa
selanjutnya dilakukan di dalam usus (intestinum).Enzim ptialin tidak memiliki
banyak waktu untuk mencerna pati di dalam rongga mulut. Secara singkat, makanan
yang masuk dihaluskan oleh gigi, bercampur dengan saliva membentuk bolus
(gumpalan makanan) yang siap untuk masuk ke dalam kerongkongan. Enzim ptialin
terus melakukan proses pemecahan pati meskipun makanan telah masuk ke kerongkongan.
Bahkan, hingga di lambung.
Kondisi
lambung yang sangat asam tidak mendukung optimalisasi kerja enzim ptialin.
Enzim ini lebih menyukai kondisi lingkungan dengan pH tinggi (pH > 7) atau
kondisi basa. Di dalam lambung, zat pati dan glukosa memberikan sedikit
perlindungan bagi enzim ptialin untuk melanjutkan tugasnya memecah pati atau karbohidrat
meskipun dalam waktu yang relatif singkat. Secara umum, enzim ptialin di dalam
lambung hanya mendegradasi sebagian kecil pati dalam makanan. Sisa zat pati
yang belum terdegradasi dilanjutkan oleh enzim amilase yang dihasilkan organ
pankreas.
Jumlah
ptialin tidaklah sama pada orang-orang dengan latar belakang etnis yang
berbeda. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian genetis melalui pola makan.
Perbedaan jumlah enzim ptialin muncul, diduga akibat jumlah pati yang
dikonsumsi setiap manusia tidaklah seragam. Misalnya, makanan tradisional yang
dikonsumsi orang Jepang mengandung lebih banyak pati daripada binatang buruan
yang diperoleh para pemburu di hutan Eropa. Oleh karena itu, orang Jepang
biasanya memiliki jumlah enzim ptialin lebih tinggi daripada enzim ptialin yang
dimiliki orang Eropa secara umum. Seseorang yang melakukan diet dan mengurangi
jumlah karbohidrat yang masuk ke sistem pencernaan, akan memiliki jumlah
ptialin lebih sedikit dibanding seseorang yang mengkonsumsi makanan secara
normal.
3.
Protein
Istilah protein dikemukakan oleh
seorang ahli kimia dari Belanda, yaitu G..J. Mulder pada tahun 1939, Protein (akar kata protos dari
bahasa Yunani yang berarti "yang
paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi
semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan
protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya
protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun)
sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga
dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).
Protein
merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun
utama makhluk hidup. Selain itu, protein
merupakan salah satu molekul yang paling
banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan juga oleh Jöns Jakob
Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis
protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah",
hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi,
terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
4.
Uji Biuret
Polipeptida
mempuyai perbedaan dengan protein. Polipeptida mempunyai residu asam amino ≤
100 dan dan bobot mulekul ≤ 6.000. Sedangkan, pada protein residu asam amnionya
≥ 100 dan bobot mulekulnya ≥ 6.000. Pada praktikum ini, zat uji Glisin
menunjukkan hasil negatif dengan indikasi terbentuknya warna biru adalah karena
tidak adanya ikatan peptida. Glisin adalah salah satu asam amino esenial dengan
rumus bangun NH2—CH2CO2H. Sedangkan pada Albumin, Gelatin dan Kasein rumus
bangunya lebih kompleks dan mengikat dua atau lebih asam amino esensial ,
sehingga terbentuk ikatan peptida. Jadi, ikatan peptida hanya terbentuk apabila
ada dua atau lebih asam amino esensial yang bereaksi. Pada uji biuret, semua
protein yang diujikan memberikan hasil positif. Biuret bereaksi dengan
membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam
protein. Fenol tidak bereaksi dengan biuret karena tidak mempunyai gugus -CO
dan -NH pada molekulnya.
Protein
yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini terjadi
pada albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan AgNO3 dan Pb-asetat.
Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan
dengan protein membentuk endapan logam proteinat. Protein juga mengendap bila
terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi dalam larutan
protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam anorganik mengendapkan protein
karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein
untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang direaksikan dengan pereaksi
millon memberikan warna merah muda, dan filtrat yang direaksikan dengan biuret
berwarna biru muda. Hal ini berarti ada sebagian protein yang mengendap setelah
ditambahkan garam.
Pada
Uji Biuret, Ion Cu2+ (yang dihasilkan dari CU2SO4) dari pereaksi Biuret dalam
suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang
menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet.
Protein
mengandung asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat (HNO3) pekat
akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning
sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan
terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga. Rekasi ini
didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada molekul protein
menjadi senyawa intro yang berwarna kuning.
Dalam Uji Biuret biasanya dipakai bahan-bahan seperti Albumin, Glisin, Kasein dan Gelatin. Jika ditetesi Cu2+ yang gak berubah jadi UNGU adalah GLISIN (dia akan berwarna BIRU). Polipeptida mempuyai perbedaan dengan protein.
Dalam Uji Biuret biasanya dipakai bahan-bahan seperti Albumin, Glisin, Kasein dan Gelatin. Jika ditetesi Cu2+ yang gak berubah jadi UNGU adalah GLISIN (dia akan berwarna BIRU). Polipeptida mempuyai perbedaan dengan protein.
Polipeptida
mempunyai residu asa dan mengikat dua atau lebih asam amino esensial , sehingga
terbentuk ikatan peptida. m amino ≤ 100 dan dan bobot mulekul ≤ 6.000.
Sedangkan, pada protein residu asam amnionya ≥ 100 dan bobot mulekulnya ≥
6.000. Glisin adalah salah satu asam amino esenial dengan rumus bangun
—
H. Sedangkan pada
Albumin, Gelatin dan Kasein rumus bangunya lebih kompleks.
Biuret
Test merupakan tes untuk mengadakan pengujian terhadap kandungan Protein.
Kehadiran ikatan-ikatan peptida dideteksi dengan melakukan uji kimia bernama
biuret test. . Suatu perubahan warna sampel pengujian akan memberikan suatu
hasil positif atau negatif. Ketika sampel berubah menjadi ungu itu berarti
bahwa sampel mengandung protein. Ikatan-ikatan peptida terjadi dengan frekuensi
yang kurang lebih sama untuk sebagian besar protein per gram bahan. Jadi untuk
menentukan konsentrasi reaksi biuret protein dapat digunakan. Jika konsentrasi
adalah lebih, sampel akan berubah menjadi ungu yang lebih mendalam.
Banyak
protein mengandung sulfur. Mereka kompleks dengan molekul yang terdiri dari
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Asam amino adalah hasil dari blok ini
protein dan mereka terhubung oleh ikatan peptida. Ada banyak kesamaan antara
asam amino dan molekul biuret dan keduanya bereaksi dengan cara yang sama.
Reagen Biuret biru muda solusi, yang berubah menjadi ungu jika dicampur dengan
larutan yang mengandung protein. Sebuah kompleks warna ungu terbentuk ketika
ion tembaga dari Reagent Biuret bereaksi dengan ikatan peptida pada rantai
polipeptida.
Karena
protein dibuat dari asam amino, kehadiran ikatan-ikatan peptida selama uji
Biuret protein akan selalu memberikan hasil positif untuk semua jenis makanan
berbasis protein.
5.
Lemak
Lemak atau lipid
mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut
dalam pelarut polar seperti air, tetapi
larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi
biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen
struktural membran sel, dan
sebagai pensinyalan molekul.
Lipid adalah senyawa organik yang
diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal
rangkaian hidrokarbon. Lipid
bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk
struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan
basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis
subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan
menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam delapan kategori: asli lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan
dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol
(diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena).
Meskipun
istilah lipid kadang-kadang
digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi
molekul-molekul seperti asam lemak dan
turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang
mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun
manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid,
beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh dari
luar tubuh manusia.
Ada beberapa fungsi lipid di
antaranya:
- Menjadi cadangan energi . 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
- Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
- Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
- Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
- Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
IV.
Alat
dan Bahan :
Tabel Alat dan bahan makanan dan
alat-alat pencernaan.
Alat
|
Jumlah
|
Bahan
|
Jumlah
|
Tabung reaksi
|
8
|
Air liur
|
Secukupnya
|
Rak Tabung
reaksi
|
1
|
Larutan
benedict
|
Secukupnya
|
Pipet tetes
|
5
|
Larutan kanji
|
Secukupnya
|
Gelas piala
|
5
|
Telur
|
Secukupnya
|
Penjepit
tabung reaksi
|
1
|
Mentega
|
Secukupnya
|
Bunsen
|
1
|
NaOH
|
1 %
|
Kertas TIK
|
2 Lembar
|
HCL
|
3,5 %
|
Corong
|
1
|
Lugol
|
Secukupnya
|
|
|
Roti Asin
|
Secukupnya
|
V.
Cara
Kerja
Kegiatan I Karbohidrat :
1. Beri
label a dan b pada masing-masing tabung reaksi.
2. Tuangkan
larutan kanji kedalam 2 tabung reaksi masing-masing 1 ml.
3. Pada
tabung b tuangkan air liur ± 1 ml, kocok dan biarkan selama 5 menit.
4. Masukkan
3 tetes larutan benedict kedalam tabung a dan b, kemudian panaskan. Amati apa
yang terjadi.
Kegiatan II Protein :
1. Beri
label c dan d pada masing-masing tabung reaksi.
2. Masukkan
putih telur kedam 2 tabung reaksi seckupnya.
3. Pada
tabung di tuangkan air liur ± 1 ml, kocok dan biarkan selama 5 menit.
4. Masukkan
3 tetes larutan biuret ke dalam tabung c dan d, kemudian panaskan. Amati apa
yang terjadi.
Kegiatan III Lemak :
1. Beri
label e dan f pada masing-masing tabung reaksi.
2. Masukkan
mentega ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing secukupnya.
3. Pada
tabung f tuangkan air liur ± 1 ml, kocok dan biarkan selama 5 menit.
4. Oleskan
masing-masing isi tabung pada kertas tik yang telah disediakan. amati apa yang
terjadi.
Kegiatan IV Saliva :
1. Sediakan
2 tabung reaksi, beri label G dan H.
2. Isi
masing-masing tabung reaksi dengan 2 ml larutan kanji.
3. Tambahkan
3 tetes HCL 3,5% ke dalam tabung g, dan basah KOH atau NaOH 1% ke dalam tabung
h.
4. Tambahkan
1 ml air liur kedalam tabung g dan h, kocok hingga merta dan biarkan selama 5
menit.
5. Tambahkan
larutan kanji dan larutan benedict ke dalam tabung g, panaskan dan amati
perubahan warnanya.
6. Tambahkan
larutan kanji, larutan benedict ke dalam tabung h, panaskan dan amati perubahan
warnanya.
VI. Data Pengamatan
Tabel 6.1 Hasil
pengamatan Karbohidrat
Tabung
|
Bahan
dan Perlakuan
|
Warna
|
Hasil
(+)
|
Hasil
(-)
|
a.
|
Kanji+Larutan
Benedict
|
Hijau muda
|
+
|
|
b.
|
Kanji+Air
liur+Larutan Benedict
|
Kuning
|
+
|
|
Tabel 6.2 Hasil
Pengamatan Protein
Tabung
|
Bahan
dan Perlakuan
|
Warna
|
Hasil
(+)
|
Hasil
(-)
|
c.
|
Putih
telur+Larutan Benedict
|
Ungu
|
+
|
|
d.
|
Putih
telur+Air liur+Larutan Benedict
|
Ungu
|
+
|
|
Tabel 6.3 Hasil
Pengamatan Lemak
Tabung
|
Bahan
dan Perlakuan
|
Warna
|
Hasil
(+)
|
Hasil
(-)
|
e.
|
Mentega
dioleskan pada kertas tik
|
Kuning+Transparan
|
+
|
|
f.
|
Mentega+Air
liur di oleskan pada kertas tik.
|
Kuning+transparan
|
+
|
|
Tabel 6.4 Hasil
pengamatan Katalase (Pembanding)
Tabung
|
Bahan
dan Perlakuan
|
Warna
|
Hasil
(+)
|
Hasil
(-)
|
g.
|
Larutan
Kanji+HCL
|
Bening
|
+
|
|
h.
|
Larutan
Kanji+NaOH
|
Kuning
|
+
|
|
Tabel 6.5 Hasil
Pengamatan Katalase
Tabung
|
Bahan
dan Perlakuan
|
Warna
|
Hasil
(+)
|
Hasil
(-)
|
i.
|
Air
Liur+Laruran Kanji+Larutan Benedict
|
Kuning
|
+
(Basah)
|
|
j.
|
Air
liur+Larutan Kanji+Air liur+Larutan Benedict+NaOH
|
Bening
|
+
(Basah)
|
|
Tabel 6.6 Hasil pengamatan
Benedict dan Lugol
Tabung
|
Bahan
dan Perlakuan
|
Warna
|
Hasil
(+)
|
Hasil
(-)
|
k.
|
Larutan
Benedict+Roti asin
|
Hijau Muda
|
+
|
|
l.
|
Lugol+Roti
asin
|
Kuning
|
+
|
|
VII. Pembahasan
Tabel 7.1 Gambar hasil
pengamatan
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Gambar pada
tabung a yaitu Larutan kanji+Larutan Benedict setelah di panaskan. (Uji
kandungan karbohidrat)
|
2.
|
|
Gambar pada
tabung b yaitu Larutan kanji+Air liur+Larutan Benedict setelah di panaskan.
(Uji kandungan karbohidrat)
|
3.
|
|
Gambar pada
tabung c yaitu Putih telur+Larutan biuret setelah di panaskan. (Uji kandungan
protein)
|
4.
|
|
Gambar pada
tabung d yaitu Putih telur+Air liur+Larutan biuret setelah di panaskan. (Uji
kandungan protein)
|
5.
|
|
Gambar kertas
tik yang sudah diolesi mentega. (Uji kandungan lemak)
|
6.
|
|
Gambar kertas
tik setelah diolesi mentega yang sudah di campurkan air liur. (Uji kandungan
lemak)
|
7.
|
|
Gambar pada
tabung g yaitu larutan kanji+HCL. (Pengamatan katalase, pembanding)
|
8
|
|
Gambar pada
tabung h yaitu larutan kanji+NaOH. (Pengamatan katalase, pembanding)
|
9.
|
|
Gambar pada
tabung g yaitu Air liur+larutan kanji+HCL. (Pengamatan katalase)
|
10.
|
|
Gambar pada
tabung h yaitu Air liur+larutan kanji+NaOH. (Pengamatan katalase)
|
11.
|
|
Gambar pada
tabung K yaitu Larutan Benedict+Roti asin
|
12.
|
|
Gambar pada L yaitu
Lugol+Roti asin
|
Pada
praktikum kali ini kita akan menyelidiki kandungan zat yang ada pada makanan
serta kerja getah pencernaan terhadap makanan. Adapun perlakuan yang sudah kita
uji cobakan adalah sebagai berikut:
1. Untuk
hasil pengamatan Karbohidrat bahan dan larutan yang di gunakan yaitu Larutan
kanji yang di campurkan dengan larutan benedict akan berwarna hijau muda
setelah di panaskan, serta Larutan kanji+air liur+larutan benedict akan
berwarna kuning setelah di panaskan. sehingga perlakuan untuk pengamatan ini
hasilnya positif mengandung karbohidrat.
(Lihat di tabel gambar no 1 dan 2)
2. Untuk
hasil pengamatan protein bahan dan perlakuan yang digunakan yaitu Putih
telur+Larutan biuret yang sudah dipanaskan akan berwarna ungu, serta putih
telur+Air liur+larutan biuret juga berwarna ungu. Maka dapat di simpulkan bahwa
putih telur positif mengandung protein. (Lihat di tabel gambar nomor 3 dan 4)
3. Pengamatan
uji lemak menggunakan mentega yang di oleskan di atas kertas tik dan hasilnya
kertas tersebut akan berwarna transparan. Dan di lakukan juga dengan
menambahkan air liur pada mentega dan mengoleskannya pada kertas tik dan
hasilnya juga transparan. Dengan begitu dapat di sampaikan bahwa mentega
positif mengandung Lemak. (Lihat di tabel gambar nomor 5 dan 6)
4. Uji
pengamatan Katalase (Pembanding) digunakan bahan dan perlakuan Larutan
kanji+HCL dan setelah di panaskan berwarna bening. selain itu, Larutan kanji
yang di campur dengan NaOH setelah dipanaskan berwarna kuning. (Lihat di tabel
gambar nomor 7 dan 8)
5. Uji
pengamatan Katalase digunakan Air liur+larutan kanji+larutan benedict akan
berwarna kuning sedangkan jika air liur+larutan kanji+larutan benedict+NaOH
akan berwarna bening. pH dari perlakuan ini adalah Basah. (Lihat di tabel
gambar nomor 9 dan 10)
Pertanyaan:
1. Dari hasil
pengamatan, apakah fungsi air liur?
Jawab:
Fungsi air liur sebagai pemecah amilum menjadi glukosa
karena di dalam air liur tersebut terdapat enzim petiali.
2. Enzim apakah
yang terdapat dalam air liur?
Jawab:
Enzim petialin
3. Apakah enzim
yang terdapat dalam air liur dapat bekerja terhadap protein dan lemak?
Jelaskan!
Jawab:
Tidak, Enzim yang terdapat pada air liur adalah enzim
ptialin, dimana enzim ptyalin hanya bekerja pada amilum. Pada uji benedict hanya
akan menguji amilum yang telah terpecah menjadi glukosa. Sedangkan lugol
menguji amilum.
4. Apakah yang
dapat kamu simpulkan dari jawaban pertanyaan no. 1-3
Jawab:
Enzim ptyalin bekerja spesifik pada amilum.
5. Mengapa pada
percobaan menyelidiki pH enzim, penambahan HCL atau NaOH lebih dahulu dari pada
air liur?
Jawab:
Karena jika air liur di campur terlebih dahulu maka
akan terjadi reaksi antara air liur dan bahan makanan, oleh karena itu pada
pengerjaannya tidak boleh terbalik harus penempatan NaOH atau HCL terlebih
dahulu sehingga tidak terjadi dalam kesalahan dalam penelitian (pengamatan).
NaOH digambarkan sebagai kondisi basa, sedangkan HCl digambarkan sebagai
kondisi asam.
6. Pada pH
berapakah enzim yang terdapat dalam air liur bekerja secara efektif?
Jawab:
Enzim yang terdapat dalam air liur bekerja secara efektik
pada pH 7-8.
7. Dari
pertanyaan no. 5 dan 6 kesimpulan apakah yang dapat kamu peroleh?
Jawab:
Kesimpulannya yaitu, keteraturan kerja enzim akan
bekerja secara optimum pada pH basa yaitu 7-8.
8. Apakah suhu
berpengaruh terhadap kerja enzim? (dalam air liur) bagaimana cara
menyelidikinya?
Jawab:
Iya, suhu berpengaruh terhadap kerja enzim. Cara untuk
menyelidikinya yaitu dengan memanaskan air liur. Maka pada saat mereaksikan air
liur yang telah dipanaskan dengan bahan makanan dan reagent penguji, maka
hasilnya akan lain karena bahan makanan tidak terpecah molekul
kompleksnya.
9. Dari
kegiatan yang telah kamu lakukan, apa kesimpulan tentang sifat-sifat enzim?
Jawab:
Kesimpulannya, enzim ptyalin merupakan pemecah amilum
menjadi glukosa dan enzim ini bekerja
secara spesifik. Enzim dapat bekerja efektif dalam tubuh dengan keadaan suhu yang sesuai yaitu 36-37◦C dan pH
7-8.
VIII. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.
Enzim adaalah
katalisator, yaitu senyawa yang akan membantu reaksi namun dirinya tidak ikut
bereaksi.
2. Dalam air liur terdapat enzim ptialain.
3.
Enzim akan bekerja
secara optimum pada pH basa yaitu 7-8.
4.
Makanan yang
mengandung Amilun akan berwarna biru saat direaksikan dengan lugol.
5.
Makanan yang
mengandung Amilum akan terpecah amilumnya menjadi glukosa saat ditambahkan air
liur.
6.
Makanan yang
mengandung protein akan menghasilkan warna ungu saat direaksikan dengan biuret.
7.
Makanan yang
mengandung lemak akan menghasilkan warna transparans saat dioleskan pada kertas
tik.
Daftar
Pustaka
Aldhini. 2009. Uji
biuret, http://aldhini.blogspot.com/2009/11/uji-biuret.html. (Diakses tanggal
16 Mei 2016)
Anonim. 2008. Enzim ptialin pada
manusia, http://4share/ptialin
-pada-manusia/2008/09/08. (Diakses tanggal tanggal
16 Mei 2016)
Anonim. 2015. Karbohidrat, http://wikipedia/-karohidrat/
(Diakses tanggal 16 Mei 2016.)
Riko. 2010. Nilai uji
gizi, http://rikokempoel.wordpress.com/2010/04/28/nilai-uji-gizi (Diakses tanggal 16 Mei 2016)