FISIOLOGI
HEWAN
ENERGY BUDGET
Disusun Oleh: Kelompok 3
Kholilah Sari (342014007)
Nadiya Rizky Marwaty (342014008)
Arif Wijaya (342014036)
Semester/Kelas : 4/A
Program Studi : Pendidikan Biologi
Dosen
Pengampu : 1. Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd.
2.
Tutik Fitri Wijayanti, M.Pd.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sanctorio Sanctorio,
ahli kedokteran bangsa Itali tahun 1590, melakukan percobaan pada dirinya
sendiri, menyatakan bahwa jumah berat makanan dan minuman yang dikonsumsinya
ternyata lebih besar dibandingkan dengan banyaknya feses dan urin yang
dikeluarkannya, sedangkan timbangan badannya sendiri tidak bertambah berat.
Sanctorio menyatakan perbedaan berat ini sebagai insensible perspiration. Seratus
tahun kemudian peneliti-peneliti seperti : Boyle, Mayow, Lavoiser dan lain-lain
mendemonstrasikan adanya kesamaan fundamental antara metabolisme pada hewan
dengan proses inanimate combustion, yaitu
bahwa keduanya membutuhkan kandungan yang sama dari udara yaitu oksigen (
) untuk hidup pada hewan dan untuk
pembakaran pada benda mati. Perolehan dan pengeluaran energi pada organisme
hidup merupakan bagian dari Bioenergitik.
Studi mengenal
bioenergitik adalah menguji untuk mengetahui berapa besarnya energi yang masuk
kedalam tubuh suatu organisme dan beberapa energi yang digunakan maupun yang
dilepaskan oleh organisme tersebut. Bila suatu senyawa kimia dipecah dengan
dioksidasi maka akan dibebaskan sejumlah energi. Di dalam sel sebagian energi
digunakan untuk mensistesis ATP, dan sebagian lainnya (55%) akan di ubah
menjadi energi panas yang di manfaatkan untuk menjaga suhu tubuhnya atau di
buang kelingkungan sebagai energi yang tak terorganisir atau entropi. Dengan
menggunakan alat kalometri dapat ditentukan jumlah total energi yang di
bebaskan bila suatu senyawa molekul senyawa organik dipecah (dioksidasi) dan
energi yang diperoleh dinyatakan dalam satuan yang disebut kalori yang
menyatakan besarnya energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar
C
dari 1 gram air, atau kilo kalori untuk 1 kg air.
Pada organisme, makanan
dan minuman merupakan sumber energi yang masuk atau yang dikonsumsi dan
dinyatakan dengan simbol huruf C, sedangakan feses (F) dan urin (U) merupakan
energi yang hilang (dibuang). Dalam pengertian umum yang dimaksud dengan energi
adalah sesuatu yang dapat menghasilkan kerja.
Menurut hukum termodinamika
I, menyatakan bahwa energi tidak dapat hilang maupun diciptakan, dan menurut
hukum termodinamika II , menyatakan bahwa energi dapat berubah bentuk dari
bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Selisih berat antara jumlah energi yang
di konsumsi dengan energi yang di buang adalah merupakan energi yang digunakan
untuk aktivitas tubuh seperti respirasi dan kerja tubuh lainnya, yang sebagian
diubah dalam bentuk energi panas. Bila dalam kurun waktu tertentu terjadi
penambahan berat badan sebagai penambahan jaringan maka penambahan berat ini
adalah merupakan hasil produksi dan dinyatakan dengan huruf P, yaitu merupakan
energi makanan dan minuman yang dikonsumsi yang di ubah menjadi jaringan tubuh.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
dari makalah ini adalah :
1.
Apa yang di maksud dengan energi budget
?
2.
Bagaimana pembelanjaan dan pembagian
energi (Energi budget) ?
3.
Bagaimana cara mengukur laju metabolisme
?
4.
Faktor apa saja yang mempengaruhi laju
metabolisme ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini
adalah :
1.
Mengetahui pengertian dari energi
budget.
2.
Mengetahui pembelanjaan dan pembagian
energi (Energi Budget).
3.
Mengetahui cara mengukur laju
metabolisme.
4.
Mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi laju metabolisme.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Energy budget
Energy budget
adalah istilah yang berkaitan dengan arah pemanfaatan energi yang berhasil
ditambat oleh makhluk di dalam suatu ekosistem. Untuk dapat hidup, makhluk
hidup harus memasukan sejumlah energi dari lingkungannya dan pada suatu saat
makhluk ini juga dapat melepaskan sejumlah energi kedalam lingkungannya. Bila
masukan energi lebih besar dibandingkan keluaran energi, maka makhluk akan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan atau dapat dinyatakan makhluk tersebut
mengalami produktifitas.
Berbicara tentang energi yang berhasil ditambat oleh makhluk, maka energi ini
secara umum diarahkan untuk dua tujuan yaitu untuk kelangsungan hidup dan untuk
menjaga kelestarian jenisnya dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Untuk
kelangsungan hidupnya makhluk hidup harus menyisihkan sejumlah energinya untuk
keperluan memelihara kualitas hidup agar mampu bersaing dan mengantisipasi
faktor-faktor mortalitas seperti penyakit, parasit dan predator. Energi dipakai
untuk melangsungkan proses fisiologis tubuh, membentuk dan mengganti sel-sel
tubuh yang telah rusak, memproduksi hormon dan enzim, serta memproduksi sel-sel
kekebalan tubuh. Untuk menjaga kelestarian jenisnya makhluk harus menyisihkan
sebagian energinya untuk keperluan reproduksi. Energi juga dipakai untuk
membentuk sel-sel kelamin dan hormon-hormon kelamin, melangsungkan perkembangan
embrio, memberi nutrisi pada embrio, dan hewan muda yang baru dilahirkan.
B. Pembelanjaan energi (Energi budget)
Energy
budget merupakan neraca keseimbangan antara energi yang masuk dengan yang
tersimpan ditambah dengan energi kerja. Dengan rumus dapat dinyatakan sebagai
berikut :
C
= P + F + U + M + W
C = energy yang masuk
P = energy yang tersimpan atau
produksi
F = energy yang terbuang dalam bentuk
feses
U = energy yang terbuang dalam bentuk
urine
M = energy yang dipakai dalam proses
metabolism tubuh (respirasi)
W = energy kerja yang dipakai dalam
aktifitas hidup
Produksi (P)
adalah merupakan bagian dari energi asimilasi/metabolisme yang langsung dipakai
untuk pertumbuhan jaringan. Jadi produksi dapat dinyatakan sebagai pertambahan
berat yang diperoleh pada jangka waktu tertentu. Produksi dapat saja bernilai
negatif atau dengan kata lain kehilangan berat tubuh, misalnya bila energi yang
ada diinvestasikan untuk reproduksi dalam pembentukan telur atau seperma yang
dapat diasosiasikan seperti halnya proses sekresi madu pada tawon, atau sekresi
mukus pada gastropoda atau eliminasi untuk tujuan tertentu seperti ekdisis
eksoskelet pada serangga dan reptil.
Energi yang melalui feses (F), yang
keluar dari tubuh dapat ditimbang beratnya, setelah dikeringkan. selanjutnya
energi yang terkandung dalam feses dapat diukur dengan alat bomb calorimeter
atau dengan menghitung kadar nitrogen menggunakan metoda Kjeldahl.
Energi yang terbuang dalam bentuk urine
(U), biasanya dapat diabaikan namun dapat pula dihitung dengan mengukur
ekskresi nitrogen yang merupakan amonia (kandungan nitrogen) dengan bomb
kalorimeter.
Untuk energi metabolisme (M),
biasanya dapat dilakukan dengan mengukur besarnya konsumsi oksigen yang
dibutuhkan dalam jangka waktu tertentu.
Selanjutnya untuk mengetahui
besarnya energi kerja dapat dilakukan dengan mengurangi energi konsumsi (C)
dengan energi dari (P+F+U+M).
Berikut adalah gambar Energy budget
total dari cacing Neanthes (Polychaeta).
Gambar 1 Energy budget total dari cacing
Neanthes (Polychaeta).
Sumber : Suripto. 1998
C.
Pembagian
Energi
Konsumsi energi kasar (C)
1.
Energi dalam feses (F)
Energi asimilasi yang nyata (A=C-F)
2.
Energi dalam urin (U)
Energi yang dimetabolisir (M=C-F-U)
3.
Pertambahan panas dari makanan(SDE)
4.
Pertambahan panas dari fermentasi (HF)
Energi bersih ( neto) (N=C-F-U-SDE-HF)
5.
Maintenan metabolisme
-
Metabolisme standar / dasar (SMR/ BMR)
-
Thermoregulasi
-
Aktivitas
6.
Produksi (P)
-
Energi tersimpan (pertumbuhan)
-
Reproduksi (telur,semen,susu)
7.
Kerja (W)
Dari skema diatas dapat diketahui harga (Withers,1992)
dari :
1. Efisiensi
asmilasi nyata = 100 A/B
2. Produksi
kasar = 100 P/C
3. Produksi
bersih = 100 P/A
4. Kerja
kasar (total) = 100 W/C
5. Kerja
bersih = 100 W/A
Produksi, merupakan
bagian energi tampak sebagai pertumbuhan suatu individu dan dapat diukur dari pertambahan berat badan atau
panjang badan dalam satuan waktu tertentu. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan suatu individu baik bersifat internal (genetis, kelamin,
umur) maupun yang berasal dari eksternal
seperti nutrisi, kualitas perairan (kadar, oksigen, suhu, pH, parasit dll). Dalam
perikanan hal-hal tersebut sangat penting dan perlu diperhatikan. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal / optimal,
perlu diketahui beberapa parameter :
1. Laju
komsumsi atau Comsumption Rate (CR)
2. Laju
pertumbuhan atau Growth Rate (GR)
3. Laju
pertumbuhan spesifik atau Specitif Growth
Rate (SGR)
4. Efisiensi
pakan atau Approximately Digestibility / Feed Eficiency (FE)
5. Efisiensi
pencernaan atau Efficiency of
Digestibility (FD)
6. Efisiensi
Absorpsi atau Absortion Efficiency
(AE)
Bila dari suatu
percobaan dapat diukur besarnya harga-harga untuk :
a. Jumlah
/ berat pakan yang diberikan = a
(gram)
b. Jumlah
/ berat pakan tersisa kering = b
(gram)
c. Maka
dapat hitung jumlah pakan yang dimakan = C = (a-b) gram
d. Berat
feses kering = F (gram)
e. Berat
hewan akhir percobaan = Wt (gram)
f. Berat
hewan awal percobaan = Wo (gram)
g. Lama
waktu perlakuan = t ( hari )
Maka masing-masing
harga (Waldbauer,1986) dari :
1. Laju
konsumsi CR = C/t (gram / hari)
2. Laju
pertumbuhan GR = Wt-Wob/t (gram / hari )
3. Laju
pertumbuhan sepesifik SGR = 100 ( In
Wt- In Wo) / t % hari – 1)
4. Efisiensi
pakan FE = Wt Wo / C X 100 %
5. Efisiensi
perncernaan FD = C-F / CX 100 %
6. Enfisiensi
Absorpsi AE = Wt-Wo / C – F X 100 %
D. Metabolisme Aerob
Pengertian
metabolisme adalah disini adalah metabolisme aerobik yaitu metabolisme dengan
bantuan oksigen, jadi bukan fermentasi atau metabolisme anaerobik. Metabolisme
dapat diukur dengan mengukur besarnya jumlah gas oksigen yang dikonsumsi, biasanya
dinyatakan sebagai Laju Konsumsi
Oksigen, yaitu banyaknya oksigen yang dikonsumsi per gram atau kg berat
badan persatuan waktu yang persatuan waktu tertentu dalam jam, pada ( P dan T ) tertentu (ml
/ kg.bb / jam ).
Misalnya seekor tikus mempunyai berat badan 300 g, dalam
1 jam mengkonsumsi oksigen sebanyak 330 ml
selama 20 menit, pada suhu kamar 25
dan tekanan barometer 680 mm hg, maka besarnya
:
Laju
konsumsi Oksigen = ( 330ml
/ 300 g.bb.x ( 60 / 20 ) / jam
= 1,1 ml
/ g.bb / ( 25
,680 mm hg )
Berapakah besarnya
konsumsi oksigen tersebut bila diukur pada :
a. Suhu
O
,
dan tekanan udara 760 mm hg?
b. Suhu
30
dan tekanan udara 760 mm hg?
Laju metabolisme biasanya diukur pada beberapa variabel
kondisi fisiologis terrtentu :
1.
BMR
atau Basal Metabolic Rate
Adalah laju
metabolisme minimal untuk hewan endotern,yang diukur pada hewan dalam keadaan
tenang ,tidak aktif ,tidak makan dan tidak
mengalami steres,misalnya pada pagi hari saat baru bangun tidurr pada
manusia
2.
SMR
atau Standard Metabolic Rate
Diukur pada keadaa
yang sama seperti 1, hanya berlaku untuk hewan ektotern
3.
RMR
atau Resting Metabolic Rate
Sama seperti BMR atau SMR, hanya RMR diukur tanpa kontrol,
tetapi pada aktifitas minimal.
4.
ADMR
atau Average Daily Metabolic Rate
Merupakan laju metabolisme untuk aktivitas rutin dalam
kurun waktu 24 jam.
5.
MMR
atau Maximal Metabolic Rate
Aktivitas laju metabolisme diukur dalam bentuk aktivitas
berkisaran dari aktivitas ringan, moderat, intensif sampai laju metabolisme
tinggi.
Cara
lain untuk mengukur metabolisme adalah secara langsung dengan menghitung jumlah
kalori (panas) yang dihasilkan (direct
calormentry) dengan alat kalori meter. Berikut ini gambar alat Kalorimeter
Gambar
2 Skema Kalorimeter yang di pakai Lavoisier
Sumber
: Suripto. 1998
Bagian dalam tabung es
dijaga suhuya supaya tetap 0 oC, lapisan tabung bagian luar dapat
mencegah konduksi panas dalam luar kedalam jacket. Panas yang diproduksi oleh
hewan akan digunakan untuk mencairkan es menjadi air. Kecepatan tetesan air
dapat dikonversikan sebagai produksi panas dengan perhitungan sesuai dengan latenr heat of fusion untk es sebesar
334 joule per gram pada suhu 0 oC. (1 Joule = 0,239 Kalori).
E.
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju
metabolisme
1.
Ukuran tubuh
Hewan
dengan masa tubuh yang lebih besar secara proposional akan mempunyai laju
metabolisme yang lebih besar dibandingkan dengan hewan masa tubuh yang lebih
kecil. Jadi laju metabolisme seekor gajah akan jauh lebih besar ketimbang laju
metabolisme seekor semut.
Gambar 3 Perbandingan ukuran tubuh
seekor gajah dan seekor semut.
Sumber : Saputra Pratama. 2012
Hubungan antara laju
metabolisme (V. O2 = Konsumsi Oksigen) dan masa tubuh dapat dirumuskan dalam
bentuk kurva sebagai berikut: Y = aXb. Kurva ini dapat ditransformasikan
menjadi hubungan linear dengan me log 10, baik untuk laju
metabolisme (Y), maupun untuk besarnya masa (X) sehingga hubungannya menjadi :
(log 10 Y) = log 10 a +b (log 10 X).
Dimana : Y = Laju metabolisme
a = Intercept (Laju metabolisme bila masa =
1)
X
= Besarnya masa
b = Eksponen masa
Gambar 3. Kurva laju metabolisme masa
tubuh pada mamalia dan burung.
Sumber : Suripto 1998
Tabel 1. Harga eksponen untuk beberapa
jenis hewan
No
|
Organisme
|
Harga
eksponen
|
1.
|
Laba-laba
|
0,63
|
2.
|
Katak
|
0,67
– 0,86
|
3.
|
Salamander
berparu-paru
|
0,85
|
4.
|
Ikan
|
0,67
– 0,81
|
5.
|
Reptil
|
0,60
|
6.
|
Burung
|
0,73
|
7.
|
Mamalia
|
0,75
|
2. Laju metabolisme
masa spesifik.
Laju
metabolisme masa spesifik diukur berdasarkan banyaknya konsumsi oksigen
peratuan masa/berat tubuh (gram) dari suatu jenis hewan.
3.
Laju metabolisme spesifik = V.
/gram berat badan
Pelepasan
energi panas akan tergantung dengan perbandingan dengan antara luas permukaan
tubuh terhadap berat badan, maka untuk hewan dengan ukuran tubuh kecil akan
mempunya laju metabolisme spesifik yang lebih besar dibandingkan dengan laju
metabolisme spesifik yang lebih besar dibandingkan dengan laju metabolisme
spesifik dari hewan dengan ukuran masa yang lebih besar. Faktor yang
mempengaruhi terhadap laju metabolisme spesifik dintaranya Jenis kelamin,
aktivitas dan pertumbuhan. Serta faktor-faktor ekternal yang berpengaruh
terhadap laju metabolisme lainnya yaitu suhu, hewan ektoterm atau endoterm,
hewan akuatik atau terestrial dan adapun kadar oksigen (tekanan patrial
) di udara.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Energy budget
adalah istilah yang berkaitan dengan arah pemanfaatan energi yang berhasil
ditambat oleh makhluk di dalam suatu ekosistem. Bila masukan energi lebih besar
dibandingkan keluaran energi, maka makhluk akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Energy budget juga merupakan neraca keseimbangan
antara energi yang masuk dengan yang tersimpan ditambah dengan energi kerja. Untuk
menghitung energi total dari organisme dapat dipakai rumus sebagai berikut : C
= P + F + U + M + W. Pembagian energi konsumsi yaitu : Konsumsi energi kasar
(C), Energi asimilasi yang nyata (A=C-F), Energi yang dimetabolisir (M=C-F-U), Energi
bersih (neto) (N=C-F-U-SDE-HF), Produksi (P), Kerja (W). Metabolisme aerob yaitu
metabolisme dengan bantuan oksigen. Metabolisme aerob dapat diukur dengan
mengukur besarnya jumlah gas oksigen yang dikonsumsi, biasanya dinyatakan
sebagai laju konsumsi oksigen.
B. Saran
Keseimbangan antara
energi yang masuk dan energi yang di belanjakan haruslah di jaga. Makhluk hidup
juga harus memasukkan sejumlah energi dari lingkungannya dan pada suatu saat
makhluk ini juga dapat melepaskan sejumlah energi kedalam lingkungannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2015. Energy Budget, http://www.biologidanpendidikan.blogspot.co.id
/2011/08/energi-budget.html (Diakses tanggal 8
Maret 2016)
Budisma. 2013. Anggaran Energi, http://www.budisma.web.id/organ-anggaran-energi.html ( Diakses Tanggal 8 Maret 2016 )
Suripto. 1998. Fisiologi Hewan. Jakarta : ITB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar